Sunday, September 17, 2017

Contoh Studi Kasus Pengelolaan Satwa Liar : Koala (Phascolarctos cinereus) [Pengertian, Populasi, dan Pelestarian]

Contoh Studi Kasus Pengelolaan Satwa Liar : Koala (Phascolarctos cinereus) [Pengertian, Populasi, dan Pelestarian]


Deskripsi Koala

Koala (Phascolarctos cinereus, atau nama lainnya, yang tidak akurat, koala beruang) adalah marsupial herbivora asal asli Australia. Koala adalah satu-satunya perwakilan keluarga Phascolarctidae dan kerabat terdekatnya adalah wombat. Koala ditemukan di wilayah pesisir wilayah timur dan selatan daratan, yang menghuni Queensland, New South Wales, Victoria, dan Australia Selatan. koala mudah dikenali dari tubuh gemuk, kepala besar dengan telinga bulat dan halus serta hidung berbentuk sendok yang besar.
Koala (Phascolarctos cinereus)

Koala memiliki panjang tubuh 60-85 cm dan beratnya 4-15 kg. Warna bulunya berwarna abu-abu perak sampai coklat coklat. Koala di populasi utara biasanya lebih kecil dan warnanya lebih terang daripada koala yang berasal dari selatan.

Koala (Phascolarctos cinereus

Koala sebenarnya tidak tinggal di hutan hujan atau daerah gurun pasir. Mereka tinggal di hutan eukaliptus yang tinggi dan hutan kayu eukaliptus yang rendah. Untuk wilayahnya, koala ditemukan di hutan eukaliptus di Australia Timur (dan juga Queensland, New South Wales, Victoria, dan Australia Selatan). Mereka adalah hewan soliter yang memiliki habitat yang tetap. Ukuran habitat bergantung pada sumber daya yang tersedia. Total habitat yang dimiliki koala telah berkurang secara signifikan karena hilangnya habitat yang luas sejak pemukiman oleh warga eropa yang menetap.

Di bawah Undang-Undang Konservasi Alam Queensland (Queensland’s Nature Conservation Act) 1992, koala terdaftar sebagai spesies yang rentan (Vulnerable) dan merupakan spesies yang dilindungi. Pada tahun 2012, PBB mencantumkan koala sebagai 'rentan' di Queensland di bawah Undang-Undang Perlindungan Lingkungan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati 1999. Diperjelas lagi tahun 2016, Koala terdaftar sebagai Vulnerable oleh IUCN.

Berkurangnya Populasi Koala

Pada tahun 2012, pemerintah Australia mencantumkan populasi koala di Queensland dan New South Wales sebagai Rentan (Vulnerable), karena penurunan populasi 40%. Populasi di Victoria dan Australia Selatan tampak melimpah, tetapi, Australian Koala Foundation berpendapat bahwa jumlah populasi koala adalah kurang dari 100.000.

Koala diburu untuk makanan oleh suku aborigin. Teknik yang umum digunakan untuk menangkap hewan adalah menempelkan satu lingkaran kulit pohon ropey yang panjang dan tipis, sehingga membentuk jerat. Teknik ini digunakan untuk menjerat hewan tinggi di pohon yang dimana di luar jangkauan para pemburu; jika ada koala yang terperangkap dan diturunkan dengan cara ini, kemudian akan dibunuh dengan tangkai batu atau tongkat berburu (waddy). Menurut adat istiadat beberapa suku, dianggap tabu untuk menguliti hewan tersebut, sementara suku lain menganggap kepala binatang itu memiliki status khusus, dan menyelamatkan mereka dari dimakamkan.

Koala juga banyak diburu oleh para pemukim eropa pada awal abad ke-20, sebagian besar karena bulunya yang tebal dan lembut. Lebih dari dua juta ekor diperkirakan telah meninggalkan australia pada tahun 1924 dan lebih dari satu juta koala terbunuh dengan senjata api dan  racun.. Hasil dari bulu koala dijadikan untuk karpet, lapisan mantel, dan pakaian wanita. Pemanenan hasil dari koala terjadi besar-besaran di Queensland pada tahun 1915, 1917, dan pada tahun 1919.

Perburuan Koala untuk diambil Bulunya

Pada saat ini, kehilangan habitat pohon eukaliptus-lah yang menyebabkan populasi koala berkurang (80% habitat Koala sudah hilang), mencakup penghancuran habitat dengan penebangan, sehingga terjadinya fragmentasi, dan modifikasi habitat yang terus berlanjut yakni pengalihan hutan menjadi pemukiman, sehingga koala menjadi rentan terhadap predasi oleh anjing (pemilik lahan) dan predator mereka (rubah). Adapun faktor lainnya yakni kebakaran hutan, penyakit, ditabrak kendaraan, serta kekeringan. Populasi koala yang tersisa tinggal pada daera yang kepadatannya tinggi di habitat yang terisolasi. Sehingga ada banyak ahli yang percaya bahwa Koala akan punah (Extinct) dalam 30 tahun ke depan jika tidak ada upaya untuk melindungi mereka dari sekarang.

Solusi atas Berkurangnya Populasi Koala

Upaya pertama yang berhasil dalam melestarikan koala diprakarsai oleh pembentukan Lone Pine Koala Sanctuary di Brisbane dan Sanctuary Koala Park di Sydney pada tahun 1920an dan 1930an. Yang dimana berhasil mengembangbiakkan koala dan mendapatkan reputasi. Pada tahun 1934 adanya pendirian kandang fauna australia pertama di kebun binatang australia, dan menampilkan koala tersebut.

Tahun 1930-1931, 165 koala ditranslokasi ke Pulau Quail. Setelah adanya pertumbuhan populasi dan setelah adanya kelebihan pemakan dedaunnan (koala) pohon di pulau itu, sehingga daun pohon di pulau Quail berkurang, sekitar 1.300 hewan dikembalikan ke pulau aslinya pada tahun 1944. Sehingga, praktek translokasi koala menjadi hal yang biasa.

Adanya strategi konservasi dan pengelolaan nasional (NRMMC 2009), rencana pemulihan untuk Koala di New South Wales (NSW DECC 2008), strategi manajemen di Victoria (Menkhorst 2004), dan rencana pengelolaan dan pengelolaan konservasi untuk Koala di Queensland (Queensland EPA 2006). Tetapi, adanya penyelidikan dari parlemen  menyimpulkan bahwa strategi konservasi dan pengelolaan nasional sebagian besar diyakini tidak efektif (Komite Referensi Lingkungan dan Komunikasi Senat tahun 2011).
Karena statusnya yang ikonik, sehingga adanya sejarah pengelolaan konservasi yang relatif panjang yang diarahkan secara khusus pada Koala (misalnya Menkhorst 2004, 2008; Queensland EPA 2006; Departemen Lingkungan dan Perubahan Iklim New South Wales 2008; Dewan Menteri Pengelolaan Sumber Daya Alam 2010).

Sovenir Koala untuk Menyelamatkan Koala

Adapula fasilitas penangkaran koala di Australia dan internasional, begitupula dengan yayasan untuk koala, contohnya Australia Koala Foundation, dimana yang bisa dilakukan adalah dengan donasi, penanaman pohon, pembelian sovenir, mengadopsi koala, dsb (savethekoala.com) dan adanya Koala Conservation Centre di pulau Phillip.

Pada akhir tahun 2016, pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW) mengumumkan rencana mengalokasikan dana sebesar $10 juta atau sekitar hampir Rp100 miliar selama 5 tahun untuk melindungi populasi koala di negara bagian tersebut yang terus menurun jumlahnya. "Akan ada kawasan konservasi pribadi untuk mengajak para petani menyisihkan sebagian wilayah di lahan pribadi mereka, dan tidak hanya sekedar mengurung koala-koala itu, tapi juga memulihkan mereka. " kata Menteri Lingkungan NSW, Mark Speakman.

Daftar Pustaka

Anonymous. 2012. Koalas added to threatened species list. ABC News. 1 Mei 2012.
Arifah, Iffah Nur. 2016. Pemerintah NSW Kucurkan Dana Rp 100 Miliar untuk Lindungi Populasi Koala. Australia Plus, 5 Desember 2016.
Gordon, G. Menkhorst, P. Robinson, T. Lunney, D. Martin, R. Ellis, M. 2008. "Phascolarctos cinereus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.2. International Union for Conservation of Nature.
Jackson, S. 2010. Koala: Origins of an Icon. Allen & Unwin. Australia
Martin, R. W.; Handasyde, K. A. 1999. The Koala: Natural History, Conservation and Management. New South Wales University Press. Australia
Moyal, A. 2008. Koala: A Historical Biography. CSIRO Publishing. Australian Natural History Series.

Artikel Terkait

Contoh Studi Kasus Pengelolaan Satwa Liar : Koala (Phascolarctos cinereus) [Pengertian, Populasi, dan Pelestarian]
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.