Wednesday, March 9, 2016

Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan Akumulasi Seresah di Lantai Hutan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN
AKUMULASI SERESAH DILANTAI HUTAN (Ao HORIZON)


Tujuan


  • Agar mahasiswa dapat megetahui biomassa lantai hutan.
  • Agar mahasiswa mengetahui perlapisan lantai hutan dan tingkat dekomposisinya.
  • Agar mahasiswa mengetahui karakterisitik tanah dan lantai hutan apabiladibandingkan dengan tanah pertanian.
  • Agar mahasiswa dapat megetahui cara pengambilan contoh tanah yang tepat danmewakili satuan tanah teruji.



Dasar Teori

Serasah di definisikan sebagai bahan organic mati yang berada di atas tanah mineral.Kualitas serasah ditentukan dengan melihat morfologinya terutama yang berasal dari daun yang gugur untuk mengasumsikan kecepatan dekomposisinya.Kecepatan pelapukan daun ditentukan oleh warna, sifatnya ketika diremas dan kelenturannya.Warna daun kering coklat, daun tetap lemas bila diremas, bila dikibaskan daun tetap lentur berarti daun tersebut cepat lapuk.Apabila warna daun kering kehitaman, bila diremas pecah dengan sisi-sisi yang tajam dan bila dikibaskan kaku maka daun tersebut lambat lapuk.Kualitas serasah yang beragamakan menentukan tingkat penutupan permukaan tanah oleh serasah. Kualitas serasah berkaitan dengan kecepatan pelapukan serasah (dekomposisi).Semakin lambat lapuk maka keberadaan serasah di permukaan tanah menjadi lebih lama (Yustian, danDonhi , 2010).

Tanah hutan terjaga kesuburannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,salah satunya adalah bagian-bagian tanaman yang jatuh ke tanah, mati, dan diuraikanoleh organisme. Daun, ranting, cabang, buah, maupun batang merupakan bahan yangapabila terdekomposisi akan tereleminasi menjadi unsur yang siap digunakan olehtanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi tanah antara lain adalahlingkungan organisme pengurai, kelembaban, aerasi, pH tanah, dan juga temperaturatau suhu (Agus. dkk, 2015).

Horison O adalah lapisan seresah bahan tumbuhan, terdiri atas bagian-bagianyang tampak masih utuh, sebagian terdekomposisi, dan lengkap terdekomposisi.Horison ini menumpang di permukaan tubuh tanah mineral (Simon,1988).

Lapisan litter ( L ) pada lantai hutan mempunyai cirri-ciri: seresah yang baru jatuh, kandungan air masih tinggi, bentuk masih utuh, warna kehijauan ataukecoklatan, masih agak segar. F1 (Fragmentasi 1) mempunyai cirri-ciri: seresah yangmulai terdekomposisi, bentuk sudah tidak utuh, bentuk seresah asli masih keliatan,warna kecoklatan, masih merupakan satuan seresah tunggal. F2 (Fragmentasi 2)mempunyai ciri-ciri: berupa seresah yang terdekomposisi lanjut, bentuk asli sudah tidak keliatan lagi tapi masih bisa dibedakan jenis seresah, warna kecoklatan, salinglengket. Mempunyai ciri-ciri berupa seresah-seresah yang telah terdekomposisisempurna sehingga berbentuk seperti kompos, bentuk sudah tidak keliatan lagi, warna
kehitaman, bentuknya remah, gembur. Lapisan H (Humus) yang mempunyai ciri-ciri: berupa seresah yang telah terdekomposisi sempurna sehingga berbentuk seperti kompos, bentuk sudah tidak kelihatan lagi, warna kehitaman, struktur remahdan gembur (Agus. dkk, 2015).

Alat dan Bahan


  1. Kawat kuadratik ukuran 50 cm x 50 cm.
  2. Pisau atau cethok.
  3. Kertas sampul atau plastik.
  4. Alat tulis.


Cara Kerja


  1. Kawat kuadratik berukuran 50 cm x 50 cm diletakkan pada lantai hutan yang masih utuh.
  2. Batas sampel tersebut diiris dengan hati-hati dengan menggunakan pisau atau gunting.
  3. Lapisan L (litter) pada bagian atas lantai hutan diambil tanpa merusak keadaan di bawahnya, yang mempunyai ciri-ciri: seresah yang baru jatuh, kandungan airnya masih tinggi, bentuk masih utuh, warna kehijauan atau kecoklatan, masih agaksegar. Pisahkan lapisan L menjadi daun, tangkai/dahan, bunga/buah da lain-lain dalam kantung terpisah berlabel.
  4. Bagian F1 (fermentasitahap 1) diambil yang punya ciri-ciri: berupa seresah yang mulai terdekomposisi, bentuk seresah asli masih kelihatan, warna kecoklatan, masih merupakan satuan seresah tunggal/tidak saling lengket. Pisahkan lapisan F1 menjadi daun, tangkai/dahan, bunga/buah dan lain-lain dalam kantong terpisah berlabel.
  5. Bagian F2 (fermentasitahap 2) diambil yang punya ciri-ciri: berupa seresah yang telah terdekomposisi lanjut, bentuk asli sudah tidak kelihatan lagi tapi masih bias dibedakan jenis seresah, warna kecoklatan, seresah yang satu menempel pada seresah yang lain/saling lengket. Pisahkan lapisan F2 (kalau mungkin) menjadi daun, tangkai/dahan, bunga/buahdan lain-lain dalam kantong terpisah berlabel.
  6. Lapisan H (humus) diambil yang mempunyai ciri-ciri: berupa seresah yang telah terdekomposisi sempurna sehingga berbentuk seperti kompos, bentuk sudah tidak kelihatan lagi, warna kehitaman, struktur remah, gembur dalam kantong terpisah berlabel.
  7. Hasil pengambilan lapisan L, F1, F2, H yang telah dibedakan daun, tangkai/dahan, bunga/buah sebagai berat basah ditimbang.
  8. Kadar air, biomassa tertentu dan biomassa total dihitung dalam kg/ha.

Artikel Terkait

Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan Akumulasi Seresah di Lantai Hutan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.