Saturday, March 12, 2016

Hubungan Hari Idul Adha dengan Hakikat Manusia Menurut Islam

Hubungan Hari Idul Adha dengan Hakikat Manusia Menurut Islam


Pengertian Idul Adha

Idul Adha biasa diperingati pada tanggal 10 Dzulhijjah dan tahun 2015 ini, Idul Adha jatuh pada tanggal 24 September (atau 23 September). Biasanya hari raya ini disebut hari raya haji atau bisa juga disebut “Idul Qurban”, Rasulullah SAW bersabda “Hari raya fitrah (Idul Fitri) adalah pada hari manusia berbuka menyudahi puasa Ramadan. Sedangkan hari raya Adha (Idul Adha) adalah pada hari manusia ber-udhiyah (menyembelih hewan)” (HR. Tirmizi). Pada hari raya ini umat muslim sedang menuaikan ibadah haji sesuai rukun islam dan tidak hanya haji, bagi yang belum mampu mereka diberi kesempatan untuk berqurban. Hal ini simbol dari sebuah ketakwaan kita. Hari raya Idul Adha juga mengingatkan manusia akan kisah Nabi Ibrahim yang hampir menyembelih anaknya yang akhirnya muncul istilah ‘qurban’.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Sementara, pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain, baik berkomunikasi secara individu maupun kelompok. Terdapat berbagai macam cara berkomunikasi, mulai dari mengobrol, menelepon, mengirim surat, dan salah satunya dengan bertamu. (KBBI, 1989) Bertamu adalah kegiatan datang berkunjung ke kediaman seseorang dengan suatu tujuan, sedangkan pengertian bertamu dari segi agama Islam adalah kegiatan berkomunikasi yang dilakukan seseorang kepada keluarganya, saudara, teman, tetangga, atau sahabat yang bertujuan untuk menjaga dan menjalin tali persaudaraan ataupun untuk keperluan lain dalam rangka menciptakan kebersamaan di antara keduanya. (Linggayani, 2013)

Definisi Manusia

Pada dasarnya, Definisi Manusia Menurut al- Toumy al- Syaibani ada delapan, yaitu : Manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia di muka bumi ; Manusia sebagai khalifah di muka bumi ; Insan makhluk sosial yang berbahasa ; Insan mempunyai tiga dimensi yaitu: badan, akal dan ruh ; Insan dengan seluruh perwatakannya dan ciri pertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua faktor, yaitu faktor warisan dan lingkungan ; Manusia mempunyai motivasi, kecenderungan dan kebutuhan awal baik yang diwarisi mauun yang diperoleh dalam proses sosialisasi ; Manusia mempunyai perbedaan sifat antara yang satu dengan yang lainnya ; Insan mempunyai sifat luwes, lentur, bisa dibentuk , bisa diubah.

Hakikat Manusia

            Hakikat manusia menurut Islam terdapat dua dimensi fungsional, yaitu :
1.      Khalifah
وَإِذْقَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَئِكَةِ اِنِّى جَاعِلٌ فِىْ الاَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّى أَعْلَمُ مَا لاَتَعْلَمُوْنَ {البقرة: 30}.
“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berkata kepada para Malaikat:’Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi . Mereka bekata:’Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ” (QS.Al-Baqarah: 30).
Isi Kandungan :
A.    Manusia berfungsi sebagai khalifah dimuka Bumi.
B.     Fungsi Khalifah di Bumi yakni sebagai berikut :
a.       Menjadi pemimimpin yang baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
b.      Mensejahterakan dan memakmurkan Bumi.

2.      Hamba
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Qs.Adz-Dzaariyat: 56).
Isi Kandungan :
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.

Hubungan Hakikat Manusia dengan Idul Adha

Hakikat Manusia dengan Idul Adha pada dasarnya adalah Sebagai Khalifah dan Hamba dengan cara: Silaturahmi dengan memberikan hasil dari penyembelehan / qurban kepada masyarakat sekitar untuk dapat dinikmati bersama, melalui perayaan takbiran, masyarakat sekitar dapat merasakan kegembiraanIdul Adha, dan pula mempererat tali persaudaraan ; Membayar Zakat (membeli hewan qurban)  guna yang membutuhkan dan menjalankan Rukun Islam ; Sholat Idul Adha supaya lebih dekat dengan Allah SWT ; lebih ikhlasdalam menjalankan perintah allah dan dengan adanya Idul Adha, niscaya nanti akan ada  “timbal balik” untuk kita karena telah melakukan Idul Adha dengan baik.

Artikel Terkait

Hubungan Hari Idul Adha dengan Hakikat Manusia Menurut Islam
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.