LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN
PERHITUNGAN POTENSI PRODUKSI SUATU UNIT KAWASAN HUTAN
PERHITUNGAN POTENSI PRODUKSI SUATU UNIT KAWASAN HUTAN
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :1. Dapat menyajikan struktur tegakan, menghitung taksiran potensi produksi luasan, volume dan kandungan karbon dalam suatu kawasan hutan.
2. Dapat menyajikan struktur tegakan suatu unit kawasan ditinjau dari potensinya.
Dasar Teori
Dalam rangka penaksiran potensi dan kondisi hutan yang cukup luas akan lebih akurat apabila dikombinasikan dengan data penginderaan jauh karena dengan teknologi penginderaan jauh yang didukung oleh kemampuan teknologi komputer menjanjikan kemampuan inventarisasi tegakan dengan cepat dan dalam skala yang luas. Ketelitian dan keakuratan data hasil inventarisasi yang diperoleh merupakan kunci dari tercapainya azas kelestarian. Hasil inventarisasi tegakan berguna sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah silvikultur hingga akhir daur, dalam usaha pembinaan tegakan guna meningkatkan potensi produksi di masa yang akan datang (pada akhir daur) (Simon, 2007).Adapun data potensi hutan tersebut meliputi struktur kelas hutan termasuk kelas hutan produktif yang mencakup luasan, dan volume (standing stock/growing stock). Penaksiran volume didasarkan pada pengukuran – pengukuran karakter – karakter pohon atau tegakan (diameter, tinggi, luas bidang dasar) dan hubungan kuantitatif antara karakter yang diukur tersebut dengan volume yang ditaksir. Cara penentuan volume pohon batang dibedakan antara cara langsung dan tidak langsung. Penentuan volume cara langsung hanya bisa dilakukan untuk kayu dalam bentuk sortimen (log) dengan menggunakan alat yang namanya xylometer. Sedangkan penentuan volume cara tidak langsung, dilakukan dengan metode grafis atau dengan menggunakan persamaan volume (Sadono, 2011).
Risalah hutan tanaman adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memantau proses perkembangan keadaan tegakan hutan tanaman dan perubahan – perubahan atau kerusakan – kerusakan yang timbul akibat berbagai hal selama pengelolaan. Hutan tanaman adalah hutan yang dibentuk sebagai hasil dari kegiatan penanaman di kawasan hutan tanaman. Ruang lingkup risalah hutan tanaman meliputi seluruh aspek teknis dan non teknis yang merupakan faktor – faktor yang secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan keadaan hutan. Aspek teknis meliputi fisik lapangan, sistem silvikultur yang digunakan dan keadaan hutannya sendiri, sedangkan aspek non teknis meliputi sejarah perkembangan dan keadaam sosial ekonomi dari masyarakat di sekitar hutan yang dirisalah. Prinsipnya adalah hutan tanaman yang telah berumur 5 tahun ke atas dan merupakan hasil dari kegiatan reboisasi. Tujuan risalah hutan tanaman adalah untuk mengetahui proses perkembangan keadaan tegakan hutan, perubahan – perubahan atau kerusakan – kerusakan yang timbul sebagai akibat dari adanya gangguan, baik alami maupun oleh manusia serta untuk menaksir kemampuad produksi dari hutan yang dirisalah (Husch, 2003).
Baca Juga : Laporan Praktikum Pengukuran dan Inventarisasi Sumber Daya Hutan Penaksiran Potensi Kandungan Karbon pada Suatu Unit Kawasan Hutan
Kegiatan unntuk dapat menyajikan description / keadaan hutan suatu unit aea atau yang sering dikenal dengan istilah perisalahan hutan. Tujuan dari perisalahan hutan adalah untuk mengetahui susunan dan keadaan hutan pada suatu petak / anak petak (unit area) dengan kata – kata / kalimat yang ringkas dan angka – angka, sehingga selanjutnya dapat ditetapkan kelas hutannya. Objek dalam perisalahan hutan adalah tegakan, tanah, lapangan, dan tumbuhan bawah serta perlakuan terhadap tegakan dikemudian hari (Durbani, 2013).
Penaksiran volume tegakan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bisa diambil dari tabel tegakan. Untuk menaksir volume tegakan jati menggunakan tabel WvW (Wolf von Wulving). Apabila akan menggunakan tabel tegakan jati ini sebagai penaksiran tegakan, perlu diperhatikan hal – hal berikut, sekalipun banyaknya kelas bonita ada sebelas yang lebih banyak dari tabel – tabel tegakan yang lain, perbedaan banyak ini tidaklah berarti penting. Perbedaan peninggi diantara dua bonita (tegakan) pada umur 80 tahun ditetapkan 3 meter, pada umur 20 tahun ditetapkan sekitar 2 meter, dan pada umur 5 tahun sekitar 1 meter. Karena itu pada penentuan kelas bonita terutama untuk tegakan berumur tua cukup dengan menggunakan garis bonita terdekat dan tidak perlu mengadakan interpolasi (Wulfing, 1993).
Alat dan Bahan
• Register risalah hutan (PK2) suatu kawasan hutan minimal satu RPH.• Tabel WvW.
• Blanko daftar kelas hutan (PK3) dan perhitungan rata – rata (PK4).
• Informasi berat jenis dan kandungan karbon jenis jati.
• Komputer (program Ms.Excel).
• Alat tulis.
Cara Kerja
1. Mengelompokkan masing - masing kelas hutan menggunakan PK3 untuk menghitung luas masing - masing kelas hutan yang ada secara manual dan Ms. Excel.2. Menganalisis struktur tegakan
3. Menghitung rata - rata umur, bonita, KBD dari masing - masing kelas hutan (PK4)
4. Menaksir potensi volume tegakan
Daftar Pustaka
Durbani, M. 2013. Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.Husch, B. 2003. Perencanaan Inventarisasi Hutan. UI Press. Jakarta.
Sadono, Ronggo, Budi Murdawa, Djoko Soeprijadi, dan Nawari. 2011. Biometrika Hutan. Yogyakarta : Interlude
Simon, Hasanu. 2007. Metode Inventore Hutan. Media Aditya. Yogyakarta.
Wulfing, Van. 1993. Opstand Stapels Voor Djati Plantasoenen. Perum Perhutani. Jakarta.
Laporan Praktikum Pengukuran dan Inventarisasi Sumber Daya Hutan Perhitungan Potensi Produksi Suatu Unit Kawasan Hutan
4/
5
Oleh
Sang Kualita
Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.