Wednesday, April 12, 2017

Pengertian Ruh, Tahapan Kehidupan dan Kematian Manusia, dan Pandangan Sains dan Filsafat Mengenai Kematian dan Ruh dalam Islam

Pengertian Ruh, Tahapan Kehidupan dan Kematian Manusia, dan Pandangan Sains dan Filsafat Mengenai Kematian dan Ruh dalam Islam


Kehidupan


  • Terlepas dari semua perdebatan (sains, agama dan filsafat), kita semua sepakat bahwa manusia berawal dari pertemuan sel telur dengan sel sperma, yang kemudian menjadi sebuah janin yang hidup dan berkembang kurang lebih selama 9 bulan dikandungan lalu terlahir di dunia menjadi sesosok manusia. Artinya, dalam teori ilmu sains ini, rahim ibu adalah tempat awal kita. 
  • Kehidupan didunia yang merupakan kehidupan sementara dipenuhi dengan kepura-puraan dan permainan belaka (QS Al Hadid 57:20) Kehiduppan ini dibatasi oleh ruang dan waktu, namun banyak manusia yang terperangkap oleh kemilaunya hiasan duniawi sehingga membuat dia lupa bahwa kehidupan dunia itu akan berakhir. Kehidupan dunia bukanlah bulatan bola tiada ujung dan tiada pangkal. Hidup ini melangkah terus untuk menuju ke titik terakhir yaitu kematian. 
  • Pada hakekatnya kehidupan dunia diciptakan Allah untuk menguji manusia, siapa diantara mereka yang lebih baik amalnya. (QS Al Mulk, 67:2) Rasulullah SAW mengatakan bahwa kehidupan dunia merupakan majra’ah (ladang) bagi kehidupan di akhirat. Artinya, bila ladang itu ditanami dengan berbagai tanaman yang bermanfaat dan dipeliharanya dengan baik, maka kelak tanaman itu akan dapat dipanen dengan hasil yang memuaskan. Hidup dalam pandangan agama Islam adalah mempunyai makna bahwa hidup yang bermakna jika manusia tunduk dan patuh mengabdikan diri kepada Allah swt dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dengan cara hidup baginda Nabi Muhammad saw.

Sedangkan menurut sains dan filsafat, hidup adalah masih berfungsinya organ-organ vital didalam tubuh kita, dan masih sesuai dengan ciri-ciri makhluk hidup (bergerak dan lain-lain).
Contoh Ruh


Kematian


  • Dalam islam sudah pasti tempat terakhir kita adalah surga atau neraka. Sedangkan mati hanyalah sebagai pintu gerbang untuk menuju alam baru. Dalam sains, tempat terakhir tergantung dari sebuah teori yang berlaku, dan dalam filsafat, tempat terakhir tegantung dari kepercayaan yang dianut
  • Dalam islam, Maut atau mati dapat diartikan sebagai terpisahnya “roh dari zat, jiwa dari badan atau keluarnya roh dari badan atau jasmani. Pada akhirnya, maut adalah akhir dari kehidupan dan sekaligus awal kehidupan (yang baru). Jadi maut bukan kesudahan, kehancuran atau kemusnahan. Maut adalah suatu peralihan dari suatu dunia ke dunia lainnya. Setiap manusia mesti mengalami akhir kehidupan itu, yang sering disebut dengan kematian. Hal ini dinyatakan secara tegas didalam Al-Quranul Karim pada surat Ali ‘Imran: 185; “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan baru pada hari kiamatlah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia beruntung.  
Kematian merupakan awal atau pintu gerbang menuju kehidupan. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa sesungguhnya kematian itu sebenarnya kehidupan. Artinya, jika seseorang ingin hidup terus menerus, maka ia harus mengalami kematian terlebih dahulu. Tanpa kematian tidak akan ada kehidupan abadi. Atau dalam istilah Al-Qur’an, orang yang mati disebutkan “kembali kepada sang pencipta”. Manusia terbagi atas dua unsur yaitu roh (jiwa) dan tubuh (jasad). Jasad adalah unsur tanah (bumi) yang akan kembali pada bumi. Sedangkan roh atau nyawa manusia adalah zat halus, yang pada waktu mati meninggalkan tubuhnya yang kasar itu dan kembali kepada sang penciptanya.

Pandangan Filsafat dan Sains Mengenai Kematian


  • Menurut filsafat, kita tidak bisa menyuarakan pandangan yang sama tentang kematian dari sudut ini, karena dalam filsafat sendiri mempunyai banyak aliran. Namun, pada dasarnya kesemua pendapat dapat dipulangkan ke dalam dua bagian besar, yakni materalisme dan idealisme. Apa itu maut? Dijawab oleh materialism dengan: berhentinya materi (jasmani) berfungsi atau bekerja. Apa yang terjadi sesudah mati ? Dijawabnya: sesudah mati tidak apa-apa lagi. 
Sedangkan menurut sains. Proses kematian dapat dibagi dalam tiga tahap: Pertama: tahap preagonal (awal sakaratulmaut). Terjadi gangguan peredaran darah, tekanan darah nadi menurun dan sesak napas. Kesadaran masih ada tapi agak berkabut. Kedua: tahap agonal (sakaratulmaut). Hilang kesadaran, refleks mata tidak ada, pernapasan yang terputus-putus, gerak nadinya tidak terasa lagi, tapi masih dapat diraba pada bagian pembuluh darah leher. Ketiga: tahap mati-klinik. Tanda-tanda hidup yang dapat diperiksa dari luar, tidak dapat ditemukan lagi. Jantung dan pernapasan berhenti sama sekali. Dalam mati-klinik, orang masih dapat ditolong untuk hidup kembali. Tetapi setelah tahap ini lewat, berlangsunglah akhir kehidupan, yaitu mati biologi. Pada tahap ini seluruh kemampuan manusia, seluruh kepintaran ilmu tak mungkin menolong lagi. Sebab sel-sel otak mengalami kesukaran, yaitu mulai membusuk, yang diluar kemampuan manusia untuk menyembuhkannya. Jadi secara konkrit kematian atau maut itu adalah rusaknya jasmani atau bagiannya yang berfungsi.  Inilah yang disebut mati.

Ruh sebagai Potensi 


  • Gabungan komponen jasmani (materi) dan komponen ruhani (immateri) adalah al-nafs (diri). Al-nafs sendiri mempunyai beberapa kekuatan ruhani seperti ruh, akal, qalb dan nafsu.
  • jika dilihat dari sisi materi, manusia tidak berbeda dengan hewan. Yang membedakan antara manusia dan hewan adalah sisi ruhaniyahnya. Itulah sebabnya ketinggian derajat manusia terletak pada sisi ruhaniyahnya bukan sisi jasmaniyahnya
  • Ruh secara bahasa dapat dimaknai sebagai sesuatu yang menimbulkan gejala-gejala hidup. Al Qur’an, kenabian, Jibril, dan nabi Isa pun disebut dengan ruh didalam al-Qur’an karena kesemuanya menyebabkan kehidupan budaya. Dengan demikian ruh memiliki dua konotasi : 1) ruh biologis, pembangkit gejala hidup organis biologis (dalam hukum sains fisika-kimia), dan 2) ruh budaya, pembangkit kehidupan sosial budaya.
  • Sedangkan menurut terminologi, ruh adalah hakikat dari manusia yang dengannya manusia dapat hidup dan mengetahui segala sesuatu yang bersifat spiritual. Ia adalah zat murni yang tinggi, hidup, dan hakekatnya berbeda dengan tubuh. Ruh adalah daya yang terdapat dalam qolbu untuk mengetahui eksistensi Tuhan.

Semua manusia memiliki ruh sebagai potensi untuk mengetahui dan merasakan keberadaan Tuhan, namun tidak semua manusia dapat memfungsionalkan potensi ruh tersebut.

Pengertian Ruh menurut Ahli:


  • Ahlussunnah  (ahli sunnah) menganggap bahwa ruh adalah kehidupan, 
  • Ahlul hakekat berpendapat bahwa ruh adalah essensi atau substansi ketuhanan yang diletakkan dalam jasad. Ruh merupakan sumber kehidupan dan sumber moral yang baik. Ia merupakan sesuatu yang halus, bersih, dan bebas dari pengaruh hawa nafsu.
  • Armstrong, ruh didefinisikan sebagai pusat yang di dalamnya manusia tertarik dan kembali kepada sumbernya. Ruh berusaha menarik hati (qalb) kepada Allah, sementara jiwa rendah (nafs) berupaya menjerembabkan hati. Ruh manusia adalah ruh Allah yang telah ditiupkan dalam dirinya.
  • Al Ghazali, ruh ada dua macam: 1) ruh hayawani, yaitu substansi halus yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Ruh inilah yang berpadu dengan jism menjadi satu kesatuan yang disebut manusia, ia dapat meninggalkan badan sementara ketika manusia tidur, dan dapat meninggalkannya selamanya sehingga terjadi kematian; 2) nafs natiqah, yaitu substansi halus dalam diri manusia yang memungkinkannya untuk mengetahui hakekat. 

Ruh adalah daya jiwa yang terdapat dalam qolb yang berfungsi untuk mengarahkan manusia agar dapat merasakan secara pasti keberadaan Tuhan seolah-olah ia melihat Nya. Kesadaran akan keberadaan Tuhan tersebut mendorong hati untuk mencintai Tuhan. Dan dapat diartikan juga sebagai sebuah energi yang berwujud spritualitas yang memiliki dua fungsi, pertama untuk menghidupkan jasmaniah, dan kedua, untuk mengetahui eksistensi keberadaan Tuhan.

Pandangan Sains dan Filsafat Terhadap Ruh


  • Dalam ilmu sains, konsepsi mengenai sesuatu yang diluar nalar masuk kedalam pembahasan fisika kuantum, dimana sesuatu yang sifatnya diluar nalar, mereka tidak menafikkanya, hanya saja masih bersih kukuh untuk mencoba menjelaskanya secara rasional sekalipun tidak terbukti kebenaran dari teorinya. 
Sedangkan dalam filsafat sendiri kita sudah mengetahui, bahwa Platolah yang mengajarkan bahwa ada keberadaan yang sempurna dari alam non-materi. Karena ada bukti yang menunjukkan keberadaan bukan materi, bukan-fisik di alam semesta yang memiliki realitas meskipun belum bisa ditangkap oleh indra kita dan instrumentasi ilmiah. Ketika kita mempertimbangkan proses pengalaman keluar-tubuh, perjalanan astral dan mimpi yang sangat jelas, meskipun mereka tidak dapat direplikasi dalam arti ilmiah, mereka juga menunjukkan adanya dimensi non-materi dari realitas. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa ketiga pandangan yakni islam, sains dan filsafat, semua sepakat bahwa ada hal yang sifatnya non materi, yakni ruh. Tetapi saya sangat sepakat bahwa “Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya”. Jadi kesimpulan ini juga artinya belum tentu benar.

Tahapan Kehidupan dan Mati Manusia 

Alam Roh

Dalam tahapan ini, yang ada hanyalah roh kita, dan bentuk fisik kita masih dalam perancanaan, yang nantinya akan ditiupkan ke dalam janin oleh Allah SWT.

Alam Rahim

Sebagaimana didalam Al-Qur,an dijelaskan, yang artinya : "Dialah yang membentuk (tubuh) kamu dalam rahim menurut yang Dia kehendaki, Tidak ada Tuhan selain Dia,  Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." (QS.3:6)

Alam Dunia

Masa kehidupan di dunia adalah sejak dilahirkan dan berakhir sejak diwafatkan oleh Allah SWT. Selama sembilan bulan di alam rahim itu, janin tumbuh dan membentuk diri sehingga menjadi bentuk yang sempurna, hingga akhirnya lahir.

Alam Barzah

Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat.

Alam Akhirat

Alam akhirat merupakan alam masa tunggu manusia untuk menentukan nasibnya.c

Surga dan Neraka 

Pada tahap ini adalah akhir, yakni surgakah yang akan menjadi tempat tinggal kita, ataukah neraka yang akan menjadi tempat tinggal kita.

Artikel Terkait

Pengertian Ruh, Tahapan Kehidupan dan Kematian Manusia, dan Pandangan Sains dan Filsafat Mengenai Kematian dan Ruh dalam Islam
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.