Pertumbuhan dan Perkembangan (Pengertian dan Sistem Organ) dan Reproduksi pada Tumbuhan (Seksual dan Aseksual)
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Tumbuhan memiliki dua macam sistem organ yakni:
- Sistem pertunasan, berada diatas permukaan tanah, meliputi organ-organ daun, tunas, batang, bunga, dan buah
- Sistem perakaran, meliputi bagian-bagian yang berada didalam tanah, seperti akar, umbi, rhizoma
Sel-sel tumbuhan terbentuk pada meristem kemudian tumbuh,
dan berkembang sesuai dengan bentuk atau tipenya dan berkelompok menjadi
jaringan
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan massa,
bobot, atau volume yang bersifat tidak dapat kembali. Pertumbuhan selalu
diikuti oleh diferensiasi, yang merupakan perubahan bentuk dan atau aktivitas
fisiologi, dan kedua hal ini membeikan proses yang disebut perkembangan.
Jadi : perkembangan = pertumbuhan + diferensiasi
Pertumbuhan dapat diukur dengan beberapa parameter misalnya:
bobot segar, bobot kering, pertambahan panjang, dan sebagainya.
Reproduksi Seksual
Proses Meiosis dan Proses Fertilisasi
Reproduksi seksual meliputi dua proses yang saling
bergantian yakni: meiosis dan fertilisasi.
Reproduksi Seksual |
- Pada masa meiosis jumlah kromosom berkurang dari diploid menjadi haploid.
- Pada masa fertilisasi, nukleus dari dua gamet (jantan dan betina) bergabung dan meningkatkan jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid.
Fase Gametofit dan Fase Sprofit
Pada tumbuhan, meiosis dan fertilisasi membedakan kehidupan
menjadi dua fase yang berbeda yakni: fase gametofit dan fase sprofit.
- Fase gametofit dimulai dengan spora yang dihasilkan melalui meiosis. Spora bersifat haploid dan semua sel turunannya (yang diperoleh dari mitosis) juga beersifat haploid. Fase gametofit bervarisi ukurannya, mulai dari 3 sel (pada pollen) sampai berjuta-juta sel (pada tumbuhan rendah, misalnya lumut).
- Fase sprofit dimulai dengan tumbuhnya zygot, dalam dunia tumbuhan fase yang dominan bervariasi, tumbuhan rendah seperti tumbuhan lumut daun dan lumut hati memiliki fase gametofit yang dominan sedangkan tumbuhan tinggi memiliki fase sprofit yang dominan.
Baca Juga : Evolusi, Mutasi, dan Seleksi Alam : Pengertian, Faktor, Beserta Contohnya
Reproduksi Pada Angiospermae
Angiospermae (tumbuhan berbunga) menghasilkan bunga, dan
apabila ada dalam fase reproduktif menghasilkan zygot yang bersifat diploid dan
endosperm yang bersifat triploid. Bagian-bagian bunga yang steril adalah sepala
dan petala. Bagian yang bunga yang berfungsi untuk reproduksi adalah stamen
(alat kelamin jantan, yang secara kolektif disebut androecium), dan karpela
atau pistil (alat kelamin betina yang secara kolektif disebut gynoecium). Stamen
umumnya terdiri dari beberapa filament yang mendukung anther. Didalam kepala
sari (anther) terbentuk pollen melalui meiosis. Gynoceium terdiri dari stigma,
stilus, ddan ovarium.
Proses Polinisasi hingga Menjadi Individu Baru
Polinisasi merupakan proses melekatnya butir-butir polen
pada kepala putik. Jika polen berkecambah maka akan terbentuk buluh serbuk sari
(polen tube) yang tumbuh menuju ke ovulum. Sel-sel sperma akan bergerak melalui
polen tube. Satu sel sperma membuahi sel telur yang akan membentuk zygot, dan
sel sperma yang lain membuahi sel yang bersifat diploid pada kantung embrio dan
berkembang menjadi endosperm. Proses penyatuan dua sel sperma dengan dua sel
yang memiliki nukleus yang berbeda ini disebut pembuahan ganda. Setelah tejadi
pembuahan, uvulum akan menjadi biji sedang sel telur yang telah dibuahi akan
menjadi embrio. Ovarium akan berkembang menjadi buah yang melindungi biji. Biji
tersusun dari plumula (yang tersusun dari dua daun embrionik dan akan
berkecambah menjadi daun pertama yang sebenarnya pada saat berkecambah), tunas
apikal (terdiri atas sel-sel meristem dimana nantinyaakan tumbuh menjadi
batang), hipokotil dan radikula. Selain itu biji dapat tersusun atas satu
(monokotil) atau dua kotiledon (dikotil). Biji yang telah masak akan dapat
berkecambah bila menyerap air. Embrio didalam biji yang telah masak akan dapat
berkecambah bila menyerap air. Embrio didalam biji akan memulai kembali proses
pertumbuhan dan mengabsorpsi nutrient yang ada pada endosperm. Radikula dan
plumula akhirnya muncul dan kecambah akan tumbuh dan berkembang menjadi
individu baru.
Reproduksi Aseksual
Selain reproduksi secara seksual, tumbuhan juga dapat
melakukan reproduksi secara aseksual, misalnya pada umbi lapis, rhizoma, atau
batang yang menjalar. Pada beberapa jenis tumbuhan misalnya anggrek, lebih
sering dilakukan perbanyakan secara vegetatif (metode kultur jaringan) daripada
melaui biji.
Daftar Pustaka
Tim Penyusun. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta
Daftar Pustaka
Tim Penyusun. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta
Pertumbuhan dan Perkembangan (Pengertian dan Sistem Organ) dan Reproduksi pada Tumbuhan (Seksual dan Aseksual)
4/
5
Oleh
Sang Kualita
Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.