LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN HUTAN
PENGUJIAN JANGKA WAKTU PENEBANGAN (JWP) DAN PENYUSUNAN BAGAN TEBANG HABIS SELAMA DAUR
Tujuan
- Mahasiswa dapat melaksanakan pengujian JWP yang bertujuan untuk menguji apakah perkiraan etat yang ditetapkan telah betul atau perlu diperbaiki
- Mahasiswa dapat memperkirakan taksiran volume masing-masing kelas hutan dan total volumenya, serta besar etat tahap pertama
- Mahasiswa dapat memahami kepentingan pembuatan bagan tebang habis dan menyajikan bagan tebang habisnya
- Mahasiswa dapat menyampaikan argmentasi dan pertimbangan yang dipakai dalam menyusun bagan tebang habis, serta menganalisis kelemahan-kelemahan yang terdapat di dalamnya
Dasar Teori
Dalam pelaksanaan pengaturan hasil hutan memerlukan tiga tahap kegiatan, yaitu :1. Perhitungan etat, yaitu jumlah hasil yang dapat diperoleh setiap tahun atau selama jangka waktu tertentu. Bila hasil tersebut dinyatakan dalam luas dinamakan etat luas, dan bila dinyatakan dalam m3 dinamakan etat volume.
2. Pemisahan jumlah hasil tersebut ke dalam hasil penjarangan dan hasil tebangan akhir.
3. Penyusunan rencana tebangan, baik tebangan penjarangan maupun tebangan akhir, berikut keterangan tentang keadaan tegakan serta tata waktunya (Simon, 1994).
Pengujian jangka waktu penebangan (cutting test time) adalah pengujian terhdap kelestarian produksi selama daur berdasarkan luas tegakan produksi yang ada serta besdasarkan potensi produksi dari masing-masing petak. Bilamana dalam pengujian kumulatif tahun-tahun penebangan selam daur terdapat perbedaan yang nyata maka etat massa yang tealah didapat dikoreksi dan untuk diuji lagi pada cutting test time berikutnya sampai perbedaan yang terjadi kurang dari 2 tahun (Departemen Kehutanan, 1997).
Salah satu bagian dari sistem pengaturan kelestarian tegakan hutan yang belum memper- timbangkan faktor resiko kerusakan hutan akibat perubahan sosial tersebut adalah pengaturan pemanenan selama daur. Bagan Tebang Habis Selama Daur (BTHSD) sebenarnya mencerminkan bagaimana struktur luas hutan akan dibentuk pada akhir daur (jangka panjang). Luas tebangan tiap jangka umumnya dibuat hampir sama dengan harapan luas tegakan untuk berbagai umur juga akan relatif sama. Dengan kata lain, struktur luas tegakan hutan yang akan dibentuk pada akhir daur diharap- kan mendekati keadaan hutan normal (Rohman, dkk, 2013).
Alat dan Bahan
• Data acara 2 tabel 2 ’74 dan tabel 4 cpc• Excel
Baca Juga : Laporan Praktikum Perencanaan Hutan Pembuatan Rencana Selama Jangka (PK 10, PK 11, Dan PK 20)
Cara Kerja
- Pada Pembuatan Jangka Waktu Penebangan menggunakan data acara 2 tabel 2 ‘74, dimulai melakukan pengujian MR, dilanjutkan Pengujian KU, jika terdapat revisi, menghitung V UTR V, dilanjutkan menghitung jwp kumulatif, jika terdapat revisi, diganti etat volume, diakhiri menghitung volume utr dari hasil jwp kumulatif.
- Pada perhitungan BTHSD, dimulai dari menghitung luas tetap dari data instruksi ’74 dilanjutkan volume, dan membuat BTHSD luas tetap dan volume tetap dari data CPC.
Daftar Pustaka
Departemen Kehutanan. 1997. Handbook Of Indonesian Forestry. Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan Republik Indonesia : JakartaRohman, Sofyan P. Warsito, Ris Hadi Purwanto, & Nunuk Supriyatno. 2013. Normalitas Tegakan Berbasis Resiko Untuk Pengaturan Kelestarian Hasil Hutan Tanaman Jati Di Perum Perhutani. Jurnal Ilmu Kehutanan. Vol 7 (2), Hal 83
Simon, H. 1994. Pengaturan Hasil Hutan. Bagian Penerbitan Yayasan Pembinaan Fakulatas Kehutanan Ugm. Yogyakarta.
Laporan Praktikum Perencanaan Hutan Pengujian Jangka Waktu Penebangan (Jwp) Dan Penyusunan Bagan Tebang Habis Selama Daur
4/
5
Oleh
Sang Kualita
Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.