LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN HUTAN
PEMBUATAN RENCANA SELAMA JANGKA (PK 10, PK 11, DAN PK 20)
Tujuan
- Memahami proses penyusunan rencana selama jangka (mulai dari PK 10, PK 11, PK 20)
- Dapat menyusun PK 10 (Rencana Tebangan menurut Waktu dan Temapat) dengan parameter-parameter yang ada dan dilanjutkan penyusunan PK 11 dan PK 20.
Dasar Teori
Bagan tebang habis adalah ikhtisar rencanan produksi (luas dan volume dalam m3 kayu perkakas) selama daur, yang dirinci pada setiap jangka perusahaan untuk masing-masing kelas hutannya. Volume produksi didalam bagan tebang habis disusun sedemikian rupa, sehingga jumlah volume produksi praktis sama disalam setiap jangka. Luas tebangan habis setiap jangka disesuaikan dengan potensi produksi rata-rata masing-masing kelas hutan (Simon, 1994).Pengujian jangka waktu penebangan (cutting test time) adalah pengujian terhdap kelestarian produksi selama daur berdasarkan luas tegakan produksi yang ada serta besdasarkan potensi produksi dari masing-masing petak. Bilamana dalam pengujian kumulatif tahun-tahun penebangan selam daur terdapat perbedaan yang nyata maka etat massa yang tealah didapat dikoreksi dan untuk diuji lagi pada cutting test time berikutnya sampai perbedaan yang terjadi kurang dari 2 tahun (Departemen Kehutanan, 1997).
Rencana tebangan selama jangka perusahaan yang pertama (Jangka ke I) disusun ke dalam daftar rencana tebangan habis menurut waktu dan tempatnya yang dituangkan kedalam model PDE.10 d/h PK.10. Berdasarkan Bagan Tebang Habis, langsung dapat diketahui kelas hutan yang direncanakan untuk ditebang habis dalam jangka pertama. Penyusunan urut-urutan penebangan :
A. Urutan waktu penebangan harus didasarkan kepada luas dan potensi produksi rata-rata per tahun. Luas dan volume tebangan tiap tahun agar diusahakan merata swetiap tahun, mengingat kemungkinan reboisasinya dan fluktuasi supply.
B. Urutan tempat penebangan harus diarahkan sedapat mungkin untuk memperoleh bidang penebangan yang terpusat (kap sentra), supaya jalan-jalan angkutan yang ada dan akan dibuat dalam jangka pertam dapat dipakai seefisien mungkin (Perum Perhutani, 1974).
Potensi tegakan sangat diperlukan untuk menyediakan informasi ketersediaan bahan baku yang dikehendaki konsumen atau industri berbahan baku kayu. Pengumpulan informasi mengenai potensi tegakan hutan lazimnya berhubungan dengan pengukuran volume pohon (Askar, 2009).
Alat dan Bahan
• PK 10 (Rencanan Tebangan menurut Waktu dan Tempat)• PK 11 (Rencana Teresan)
• PK 20 (Rencana Tanaman)
• Peta blangko Bagian hutan Ngliron, KPH Randublatung
• Tabel WvW
• Alat tulis
• Kalkulator
Baca Juga : Laporan Praktikum Perencanaan Hutan Penyusunan Rencana Kerja Usaha-Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKU-PHHK) Berbasis Hasil IHMB Pada IUPHHK Diluar Jawa
Cara Kerja
Data yang sudah disiapkan dibagi menjadi kelas produktif dan tidak produktif. Setelah itu dibuat Rencana Tebangan menurut Waktu dan Tempatnya berdasarkan ketentuan-ketentuan tertentu. Setelah diperoleh hasil petak-petak yang sudah direncanakan kemudian di buat rencanan teresan PK 11. Setelah itu dibuat Rencana Tanamnnya.Daftar Pustaka
Askar. 2009. Model Lengkung Bentuk Batang Pohon Jati. Jurnal Ilmu Kehutanan. Vol 3 (1), Hal 35Departemen Kehutanan. 1997. Handbook Of Indonesian Forestry. Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan Republik Indonesia : Jakarta
Perum Perhutani. 1974. Peraturan Inventarisasi Hutan Jati dan Peraturan Penyusunan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Kehutanan. Jakarta.
Simon, H. 1994. Pengaturan Hasil Hutan. Bagian Penerbitan Yayasan Pembinaan Fakulatas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Laporan Praktikum Perencanaan Hutan Pembuatan Rencana Selama Jangka (PK 10, PK 11, Dan PK 20)
4/
5
Oleh
Sang Kualita
Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.