Wednesday, March 9, 2016

Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan Pengambilan Contoh Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN
PENGAMBILAN CONTOH TANAH


Tujuan

  1. Untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan contoh tanah.
  2. Untuk mengetahui perbedaan pengambilan contoh tanah yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah yang akan disidik.


Dasar Teori

Tanah sudah digunakan orang sejak dahulu karena semua orang yang hidup di permukaan bumi mengenal wujud tanah. Pengertian tanah itu sendiri bermacam-macam, akan tetapi karena luas penyebarannya apa sebenarnya yang dimaksud tanah, akan ditemui bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk menjawabnya. Masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan minat orang yang menjawab dalam sangkut-pautnya dengan tanah. Mungkin pengertian tanah antara orang yang satu dengan yang lain berbeda. Misalnya seorang ahli kimia akan memberi jawaban berlainan dengan seorang ahli fisika, dengan demikian seorang petani akan memberi jawaban lain dengan seorang pembuat genteng atau batubata. Pada mulanya orang menganggap tanah sebagai medium alam bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat di permukaan bumi atau bentuk organik dan anorganik yang di tumbuhi tumbuhan, baik yang tetap maupun sementara (Hanafiah,2004).

Contoh Tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horison/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. (Agus, dkk, 2015).

Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah secara tidak utuh (Agus, dkk, 2015).

Sebagaimana dikatakan dimuka bahwa pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Untuk penetapan sifat-sifat fisika tanah ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu :
1.   Contoh tanah tidak terusik (undisturbed soil sample) yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume (bulk density), agihan ukuran pori (pore size distribution) dan untuk permeabilitas (konduktivitas jenuh)
2.   Contoh tanah dalam keadaan agregat tak terusik (undisturbed soil aggregate) yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregat dan derajad kemantapan agregat (aggregate stability)
3.   Contoh tanah terusik (disturbed soil sample), yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, Indeks patahan (Modulus of Rupture:MOR), konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan (specific surface), erodibilitas (sifat ketererosian) tanah menggunakan hujan tiruan (rainfall simulator) (Agus, dkk, 2015).

Untuk penetapan sifat kimia tanah misalnya kandungan hara (N, P, K, dll), kapasitas tukar kation (KPK), kejenuhan basa, dll digunakan pengambilan contoh tanah terusik (Agus, dkk, 2015).

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm), debu (silt) (berdiameter 0,2-0,002 mm), dan liat (clay). Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinyu, berarti tanah bertekstur pasiran. Jika partikel tanah terasa halus, lengket, dan dapat dibuat gulungan atau lempengan kontinyu, berarti tanah bertekstur liat. Tanah bertekstur debu akan mempunyai partike-partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, serta gulungan atau lempengan yang terbentuk rapuh. Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikel yang mempunyai rasa ketiganya secara proporsional (Ali,.2005).

Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat, putih, dan hitam, Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna tanah :
  • Kadar lengas dan tingkat hidratasi
  • Kadar bahan organik
  • Kadar dan mutu mineral (Mulyani, 2002).


Alat dan Bahan

  1. Tabung berbentuk silinder (cincin) terbuat dari kuningan berukuran tinggi 4 cm dengan diameter luar 7,93 cm dan diameter dalam 7,63 cm, atau terbuat dari baja anti karat (stainless steel) berukuran tinggi 5,1 cm dengan diameter luar 5,3 cm dan diameter dalam 5,0 cm. Tebal tabung (cincin) ini harus memenuhi ketentuan yaitu nisbah luas (area ratio)-nya lebih kecil 0,1 untuk menghindari adanya tekanan dari samping oleh tabung tersebut saat dibenamkan ke dalam tanah.
  2. Pisau yang tipis dan tajam.
  3. Sekop.
  4. Tangkai penjepit tabung (cincin) pengambil contoh tanah
  5. Kotak terbuat dari aluminium atau seng atau kayu yang kuat dan mempunyai ukuran yang cukup.
  6. Sekop dan cangkul.
  7. Kantong plastik untuk wadah contoh tanah tak terusik.


Cara Kerja

Pengambilan contoh tanah terusik

  • Pengambilan contoh tanah terusik dalam profil.

  1. Memilih tempat yang tak tergenang air, tak terkena sinar matahari secara langsung, datar dan mewakili tempat sekitarnya.
  2. Menggali lubang baru untuk profil tanah dengan dinding tegak lurus di sebelah utara atau selatan, ukuran 1m x 1m x 1m. Tempat untuk mengamati dibuatkan lubang bertangga. Profil tanah juga dapat dibuat pada tebing yang dibuat tegak lurus.
  3. Menandai perlapisan yang ada berdasarkan warna, suara ketukan dan kekerasan tiap perlapisan dengan garis yang tegas.
  4. Mencatat ciri-ciri morfologi di permukaan tanah sesuai dengan formulir pelukisan profil.
  5. Mencatat ciri-ciri dakhil perlapisan sesuai dengan formulir pelukisan profil.
  6. Mengambil sekitar 1-2 kg contoh tanah kering angin tiap perlapisan dengan plasitk yang beretiket : Kode tempat, kode perlakuan, kode tanah, nomor perlapisan dan ciri-ciri istimewa lain.

  • Pengambilan contoh tanah terusik di lapisan permukaan.

  1. Memilih tempat yang tidak tergenang air, tak terkena sinar matahari langsung, datar dan mewakili tempat sekitarnya.
  2. Membersihkan seresah, batuan dan benda alam lain di lapisan permukaan sehingga tubuh tanah terlihat.
  3. Mengambil sekitar 1-2 kg contoh tanah kering angin dengan menggunakan pacul, cethok dan memasukkannya kedalam plastik yang beritiket: Kode tempat, kode perlakuan, kode tanah, nomor perlapisan dan ciri-ciri istimewa lainnya.

  • Pengambilan Contoh Tanah Terusik dengan Bor.

  1. Meletakkan mata bor di permukaan tubuh tanah.
  2. Memutar pegangan bor perlahan-lahan ke arah kanan dengan disertai tekanan sampai seluruh kepala bor terbenam.
  3. Kepala bor perlahan-lahan dikeluarkan dari tubuh tanah dengan memutar pegangan bor tanah ke arah kiri dengan disertai tarikan.
  4. Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahan sampai bersih dan diusahakan tidak banyak merusak susunan tanah.
  5. Pengeboran dilanjutkan lagi pada setiap ketebalan tanah 20 cm sampai kedalaman yang dikehendaki.
  6. Contoh tanah hasil pengeboran pada setiap ketebalan 20 cm itu diletakkan tersusun menurut kedalaman aslinya, sehingga akan diperoleh gambaran profil tanah.
  7. Masukkan sekitar 1-2 kg contoh tanah kering angin dalam plastik yang beretiket Kode tempat, kode perlakuan, kode tanah, nomor perlapisan dan ciri-ciri istimewa lainnya.


Contoh tanah utuh (tidak terusik)

  1. Membersihkan permukaan bagian tubuh tanah yang akan diambil dari penutupan tumbuhan, seresah dan batu.
  2. Meletakkan tabung silinder pada permukaan tanah yang akan disidik dengan bagian tajam berada di sisi yang bersinggungan.
  3. Menekan perlahan-lahan dengan tekanan merata sampai terbenam ¾ nya.
  4. Meletakkan tabung silinder kedua diatasnya, kemudian tekan sampai tabung pertama mencapai kedalaman yang diinginkan.
  5. Menggali tanah disekeliling tabung hingga tabung-tabung tersebut dapat diambil secara bersamaan dalam keadaan bertautan.
  6. Merapikan tanah lebihan di sisi depan dan belakang dengan menggunakan pisau tipis tajam.
  7. Menutup kedua mulut tabung silinder dengan tutup tersedia, kemudian isolasi dan beri label: kode tempat, kode perlakuan, kode tanah, nomor perlapisan dan ciri-ciri istimewa lainnya.


Pengambilan contoh tanah dengan agregat tak terusik dan contoh tanah terusik

  1. Menggali tanah sampai jeluk atau lapisan yang diinginkan. Untuk kemantapan agregat umumnya diambil sedalam mintakat (zone) perakaran.
  2. Mengambil gumpalan-gumpalan tanah yang masih menunjukkan agregat-agregat aslinya dan masukkan ke dalam kotak yang telah tersedia. Apabila kotak semacam ini tidak tersedia, dapat digantikan dengan tempat yang lain (kaleng bekas tempat roti, kotak plastik dan lain-lain) asalkan dapat dijamin kemampuannya dalam melindungi agregat tanah agar tetap utuh selama pengangkutan.
  3. Untuk contoh tanah terusik, maka contoh tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik.
  4. Mencatat lokasi dan jeluk pengambilannya, memberi label pada kotak atau kantong plastik tersebut.



Artikel Terkait

Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan Pengambilan Contoh Tanah
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.