Friday, December 30, 2016

Laporan Praktikum Silvikultur Skarifikasi

LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR
SKARIFIKASI

SKARIFIKASI


Tujuan


  1. Mempercepat proses perkecambahan dan meningkatkan persentase kecambah.
  2. Mengetahui berbagai macam cara skarifikasi (perawatan) baik fisik, chemis, maupun mekanis pada benih suatu jenis tanaman tertentu dan pengaruhnya terhadap perkecambahan yang dihasilkan.


Bahan dan Alat


  1. Benih yang akan ditabur
  2. Pasir / tanah
  3. Asam sulfat
  4. Kertas dan alat tulis
  5. Termometer
  6. Bak tabur/ kantong plastik
  7. Sprayer, gembor dan selang
  8. Amplas / gergaji besi
  9. Tang / tanggem
  10. Kompor, panci, dan botol kecil


Cara Kerja


  • Benih dari jenis yang telah ditentukan dipilih, diseragamkan ukuran, kenampakan warna, dan kesehatannya (tidak cacat fisiknya).
  • Untuk skarifikasi fisis dilakukan perendaman benih pada:


  1. Air ledeng sebanyak 30 butir
  2. Air dengan suhu 50˚C sebanyak 30 butir
  3. Air dengan suhu 75˚C sebanyak 30 butir
  4. Air dengan suhu 100˚C sebanyak 30 butir
  5. Perbandingan benih : air adalah 1 : 10, setelah dituangi air, benih diaduk-aduk agar mendapatkan pemanasan yang merata. Lama perendaman minimal 12 jam.


  • Untuk  skarifikasi chemis/ kimia, benih direndam dalam larutan kimia H2SO4 dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 14% selama 5 menit, sesudah itu dibilas dengan air ledeng, masing-masing perlakuan 30 butir benih. Larutan yang digunakan tidak perlu banyak, cukup agar seluruh benih terendam.
  • Untuk skarifikasi mekanis, dilakukan penggosokan benih pada:


  1. Bagian yang akan keluar akarnya
  2. Bagian keliling benih
  3. Seluruh permukaan benih
  4. Benih diretakkan dengan alat penjepit atau pemukul
  5. Untuk masing-masing perlakuan dibutuhkan 30 butir benih


  • Sebagai kontrol benih dihitung sebanyak 50 butir, kemudian benih kontrol dan benih yang sudah diberi perlakuan ditabur dalam waktu yang bersamaan, dengan menggunakan media pasir dan dengan kedalaman 1 cm. Sebelum penaburan dilakukan, pasir harus dibasahi terlebih dahulu.
  • Sesudah selesai melakukan penaburan label dipasang, yaitu label yang berisi perlakuan, tanggal penaburan, jenis benih, dan nama kelompok, serta membuat denah tempat meletakkan hasil percobaan. Media disiram lagi sampai lembap, dan penyiraman selanjutnya dilakukan setiap pagi dan sore.


Tinjauan Pustaka

Benih merupakan komponen teknologi kimiawi biologis pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi . Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan (Sutopo, 2002).

Pemecahan dormansi dan penciptaan lingkungan yang cocok sangat perlu untuk memenuhi proses perkecambahan. Benih yang mempunyai kulit biji tidak permeable dapat dirangsang dengan mengubah kulit biji untuk membuat permeable terhadap gas–gas dan air. Perkecambahan benih dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor dari dalam (faktor genetic) berupa tingkat pemasakan benih dan kulit benih dari luar (faktor lingkungan) yaitu pengaruh suhu, cahaya, air dan media tumbuh (Haryuni, 2007).

Kelangsungan daya hidup benih ditunjukan oleh persentase benih yang akan menyelesaikan perkecambahan, kecepatan perkecambahan dan vigor akhir yanga menyelesaikan perkecambahannya. Proses perkecambahan suatu benih, memerlukan kondisi lingkungan yang baik, viabilitas benih yang tinggi dan pada beberapa jenis tanaman tergantung pada upaya pemecahan dormansinya. Vigor benih dapat menjadi informasi penting untuk mengetahui kemampuan tumbuh normal dalam kondisi optimal dan sub optimal (Shankar, 2006).

Baca Juga : Laporan Praktikum Silvikultur Pengujian Viabilitas dan Kondisi Benih

Kualitas benih digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kualitas genetik, fisiologis, dan kualitas fisik. Pengujian viabilitas dilakukan untuk mengetahui kualitas fisiologis yang berkaitan dengan kemampuan benih untuk berkecambah. Index matematis terhadap perkecambahan dapat mudah untuk menggambarkan kualitas benih yang dapat diterima oleh seluruh konsumen (Al-Karaki, 2002).

Pada umumnya biji tidak segera tumbuh menjadi tanaman baru akan tetapi memerlukan waktu istirahat yang cukup lama. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai keuntungan biologis dari benih dalam menghadapi siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun kemungkinan- kemungkinan variasi yang akan terjadi. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari biji/kulit biji, keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut (Purwanto, 1984).

Daftar Pustaka

Al-Karaki. G.N. 2002. Seed size and water potential effects on water uptake, germination  and  growth oflentil. Journal of Agronomy Crop Science. 181(4) :237-242.
Haryuni dan Harjanto. 2007. Pengaruh Skarifikasi Sistem Oven Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Benih Tanaman Jati (Tectona grandis L.F). ISSN: 0854-2813 VOL. 7 NO. 1 JANUARI 2007.
Purwanto, 1984. Fisiologi Biji. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Shankar, U. 2006. Seed size as a predictor of germination success and early seedling         growth in Hollong (Dipterocarpus macrocarpus vesque). New Forests 31(2):305-         320.
Sutopo .2002.Teknologi Benih.Fakultas Pertanian UNBRAW.Rajawali Pers : Jakarta.

Artikel Terkait

Laporan Praktikum Silvikultur Skarifikasi
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.