Monday, January 2, 2017

Laporan Praktikum Silvikultur Pengujian Viabilitas dan Kondisi Benih

LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR
PENGUJIAN VIABILITAS DAN KONDISI BENIH


PENGUJIAN VIABILITAS DAN KONDISI BENIH


Tujuan


  1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menentukan viabilitas benih
  2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menentukan kondisi benih


Bahan dan Alat

Bahan dan Alat yang digunakan adalah benih lamtoro dan sengon, pisau yang tajam, kaca pembesar/loupe, bak kecambah/kertas saring, oven, timbangan

Cara Kerja

1. Pengujian viabilitas benih
a. uji langsung
siapkan 10 butir benih diulang 3 kali (total 30 butir) kemudian direndam ke air panas
kecambahkanlah ke bak kecambah
amati proses kecambah
b. uji tak langsung
siapkan 20 butir benih diulang 3 kali (total 60 butir) lalu direndam
uji belah, belahlah 30 butir tersebut, amati embrio, endosperm, dan bagian lainnya ; hitung biji yang baik (kuning) dan jelek
uji tetrazolium, rendam 30 butir ke larutan tetrazolium ; setelah 4 jam amati biji yang baik (merah)

2. Pengujian kondisi benih
a. Menghitung kebersihan benih
Ambil sampel benih, pisahkan benih dari kotorannya, lalu ditimbang untuk mengetahui % kebersihan benih
b. Menghitung kemurnian benih
Benih yang bersih, dipisahkan dari benih spesies lain, lalu ditimbang untuk mengetahui kemurnian benih
c. Menghitung jumlah benih berdasar berat
Benih yang murni, hitunglah jumlah benih berdasar berat
d. Menghitung kadar air benih
Benih yang murni, keringkan dalam oven hingga berat kering konstan

Tinjauan Pustaka

Pengujian viabilitas benih meliputi metode uji secara langsung dan tidak langsung. Dalam metode uji secara langsung kita dapat mengetahui dan menilai struktur-struktur penting kecambah secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak langsung dapat diketahui mutu hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala metabolisme (Suresha et al., 2007).

Perubahan katabolik terus berlangsung sejalan dengan semakin tuanya benih dan kemampuan benih untuk berkecambah juga menurun. Penurunan daya kecambah yang terukur, tidak segera terjadi setelah kemasakan tercapai. Pada kondisi penyimpanan yang menguntungkan, awal kemunduran mungkin terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun, tergantung pada kondisi penyimpanan, macam benih, serta kondisi penyimpanan sebelumnya. Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan dengan kualitas benih dan di pihak lain perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari benih yang telah mengalami proses penuaan (Kuswanto, 1997).

Kelangsungan daya hidup benih ditunjukan oleh persentase benih yang akan menyelesaikan perkecambahan, kecepatan perkecambahan dan vigor akhir yanga menyelesaikan perkecambahannya. Proses perkecambahan suatu benih, memerlukan kondisi lingkungan yang baik, viabilitas benih yang tinggi dan pada beberapa jenis tanaman tergantung pada upaya pemecahan dormansinya. Vigor benih dapat menjadi informasi penting untuk mengetahui kemampuan tumbuh normal dalam kondisi optimal dan sub optimal (Shankar, 2006).

Baca Juga : Laporan Praktikum Silvikultur Media dan Ukuran Kontiner

Kualitas benih digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kualitas genetik, fisiologis, dan kualitas fisik. Pengujian viabilitas dilakukan untuk mengetahui kualitas fisiologis yang berkaitan dengan kemampuan benih untuk berkecambah. Index matematis terhadap perkecambahan dapat mudah untuk menggambarkan kualitas benih yang dapat diterima oleh seluruh konsumen (Al-Karaki, 2002).

Umumnya parameter untuk viabilitas benih yang digunakan adalah presentase  perkecambahan yang cepat dan pertumbuhan perkecambahan kuat dalam hal ini mencerminkan kekuatan tumbuh yang dinyatakan sebagai laju perkecambahan. Penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah satu dengan kecambah lainnya sesuai kriteria kecambah normal, abnormal dan mati (Sutopo, 2002).

Daftar Pustaka

Al-Karaki. G.N. 2002. Seed size and water potential effects on water uptake, germination  and  growth oflentil. Journal of Agronomy Crop Science. 181(4) :237-242.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogjakarta.
Shankar, U. 2006. Seed size as a predictor of germination success and early seedling growth in Hollong (Dipterocarpus macrocarpus vesque). New Forests 31(2):305- 320.
Suresha, N.L., H.C. Balachandra, H. Shivanna, 2007. Effect of seed size on germination   viability andseedling biomass in Sapindus emerginatus (Linn). Karnataka Journal of Agricultural. Science 20(2):326-327.
Sutopo .2002.Teknologi Benih.Fakultas Pertanian UNBRAW.Rajawali Pers : Jakarta.

Artikel Terkait

Laporan Praktikum Silvikultur Pengujian Viabilitas dan Kondisi Benih
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.