LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR
PEMBUATAN RANCANGAN PERSEMAIAN & PENAKSIRAN PRODUKSI BIBIT
PEMBUATAN RANCANGAN PERSEMAIAN & PENAKSIRAN PRODUKSI BIBIT
Tujuan
1. Mempelajari pembuatan rancangan persemaian2. Mempelajari kemampuan persemaian dalam memproduksi bibit
Bahan dan Alat
a. Milimeter blokb. Kalkulator
c. Tali/meteran panjang
d. Alat tulis
e. Kompas
f. Galah
Cara Kerja
1. Jalan dan kelilingi lokasi yang ditentukan2. Ukurlah panjang dan lebar lahan tersebut
3. Ukurlah jarak sumber air terdekat, taksirlah debit airnya dan buatlah rancangan persemaiandengan gambar dan buat peta lokasi tersebut
4. Hitunglah jumlah semai siap tanam yang mampu dihasilkan persemaian tersebut
5. Hitung jumlah benih yang harus dipersiapkan
Tinjauan Pustaka
Yang dimaksudkan dengan persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan (Anonim, 2010).Penanaman benih sebaiknya didahului dengan persemaian, tidak langsung disebarkan di lapangan. Dengan penyemaian dapat dipilih bibit yang pertumbuhannya baik dan sehat untuk ditanam di areal yang luas. Tanah yang disediakan untuk persemaian sebaiknya diolah dahulu yaitu dicangkul dan digaru serta diberi pupuk kandang atau kompos, satu minggu sebelum penanaman dengan perbandingan 1:1. Lebar bedengan persemaian yang biasa digunakan adalah 1-1,2 m dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan penanaman (Astanto, 2000).
Baca Juga : Laporan Praktikum Silvikultur Permudaan Hutan Secara Buatan
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah tinggi semai antara 20-30 cm atau umur semai 8 – 10 bulan (Pelupessy, 2007).
Benih dapat langsung disebar ditempat tanam permanen (direct seeding) atau mula-mula dalam tempat dimana tanaman muda dapat dipindahkan (transplanting) sekali atau dua kali sebelum pananaman permanen. Penyemaian atau pembibitan ditujukan untuk menanam bibit atau semai untuk memberikan pengaturan lingkungan yang lebih tepat selama tahap perkecambahan yang gawat dan awal pertumbuahan bibit. Pembibitan merupakan bagian khusus dari pembiakan dengan biji (Oschse, 2003).
Dalam rangka perbanyaknan pohon-pohon terseleksi dikebun benih telah dilakukan penelitian teknik perbanyakan vegetatif, dengan hasil yang memuaskan. Pembiakan vegetatif sangat diperlukan karena bibit hasil pengembangan secara vegetatif merupakan duplikat induknya sehingga mempunyai struktur genetik yang sama (Yudistiro, 2007).
Daftar Pustaka
Anonim, 2010. Pedoman Pembuatan Tanaman Pinus merkusii, Direksi Perum Perhutani. Jakarta.Astanto. 2000. Pendugaan Kebutuhan Benih Pada Alat Permanen Kedelai dengan Pembagi Silinder. Jurnal Hortikultura. 19 (2): 21.
Oschse J J 2003. Vegetables The Duth East Indies. New York: Macmillan Co. Ltd
Pelupessy, L. 2007. “Teknik Persemaian”. Jurnal Pertanian. Vol 1 hal 78
Yudistiro, Dhanang. 2007. Pertumbuhan Stek Pucuk dari Tunas Pemangkasan Semai Eucalyptus pellita. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol 1 hal 44
Laporan Praktikum Silvikultur Pembuatan Rancangan Persemaian dan Penaksiran Produksi Bibit
4/
5
Oleh
Sang Kualita
Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.