Monday, February 27, 2017

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Analisis Vegetasi Metode Kuadran

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN
ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN


ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN


Tujuan

Mengetahui struktur kuantitatif komunitas pohon bedasarkan spesies penyusun dan INP-nya

Dasar Teori

Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari (Tjitrosoepomo, 2002).

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).

Untuk mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak pengmatan yang sifatnya permanen atau sementara. petak-petak tersebut dapat berupa petak tunggal, petak ganda ataupun berbentuk jalur atau dengan metode tanpa petak. Pada komunitas dianalisis dengan metode ordinasi, pengambilan sample plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu (Jumin, 1992).

Baca Juga : Laporan Praktikum Ekologi Hutan Analisis Vegetasi Metode Line Intercept

Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tiang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan sampai pohon setinggi 2,5 meter disebut seedling (anakan/semai) (Syafei, 1990).

Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata angin (arah kompas).Titik pusat kuadran adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak 10 m (Polunin, 1990).

Alat dan Bahan

Alat

1. Kompas
2. Tali
3. Meteran kecil
4. Alat tulis
5. Kertas

Bahan

1. Komunitas tumbuhan spesies pohon berdiameter ≥ 10 cm (keliling ≥ 31,4)

Cara Kerja

Dimulai dari membuat transek pada wilayah yang mau diambil datanya, lalu dibuat titik-titik pengamatan dengan garis yang sama, lalu membuat pengamatan pada keempat kuadran, pada setiap kuadran, menentukan pohon terdekat pada tiap titik pada tiap kuadran, poho tersebut diidentifikasi dan dicatat keliling serta jaraknya.


Daftar Pustaka

Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta
Marsono, DJ. 1977. Diskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Yayasan. Pembina Fakultas Kahutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Syafei, Eden Surasana. 1990.  Pengantar Ekologi Tumbuhan.  ITB: Bandung.
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Artikel Terkait

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Analisis Vegetasi Metode Kuadran
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.