Wednesday, March 1, 2017

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Analisis Vegetasi Metode Line Intercept

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN
ANALISIS VEGETASI METODE LINE INTERCEPT


ANALISIS VEGETASI METODE LINE INTERCEPT


Tujuan

1. Mengetahui struktur kuantitatif komunitas tumbuhan bawah berdasarkan spesies penyusun dan persen penutupannya.

Dasar Teori

Analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil pengendalian gulma, perubahan flora (shifting) sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida (trial) untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan. Konsep dan metode analisis vegetasi sangat bervariasi tergantung keadaan vegetasi dan tujuan analisis. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi. Metode garis (line intercept) biasanya digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah. Metode titik (point intercept) biasanya digunakan untuk pengamatan sebuah petak contoh dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping). Metode visual (visual emotion) dapat digunakan untuk suatu survey daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu (Sri, 1979).

Metode Garis Sentuh digunakan untuk komunitas padang rumput dan semak /belukar. Prosedur pelaksanaan metode ini di lapangan adalah sebagai berikut: Salah satu sisi areal dibuat garis dasar yang akan menjadi tempat titik tolak garis intersep: dan Garis-garis intersep diletakkan secara acak atau sistematik pada areal yang akan diteliti. Garis tersebut sebaiknya berupa :
1. Pita ukur dengan panjang 50 - 100 kaki (1 kaki = 30,48 cm)
2. Tambang/tali
Alat bantuan berupa pita ukur atau tambang/tali tersebut dibagi ke dalam interval-interval jarak tertentu. Hanya tumbuh-tumbuhan yang tersentuh, di atas atau di bawah garis intersep yang diinventarisir, Jenis data yang diinventarisir adalah :
1. Panjang garis yang tersentuh oleh setiap individu tumbuhan
2. Panjang segmen garis yang berupa tanah kosong
3. Jumlah interval yang diisi oleh setiap species
4. Lebar maksimum tumbuhan yang disentuh garis intersep (Kusmana, 1997).

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Simorangkir, 2009).

Baca Juga : Laporan Praktikum Ekologi Hutan Pengukuran Diversitas Spesies

Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m. Pada metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat. Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).

Faktor lingkungan seperti kondisi tanah, topografi, iklim dan faktor biotik memungkinkan suatu jenis tumbuhan untuk berkembang di suatu tempat sehingga menjadi jenis yang dominan dan pada gilirannya jenis yang dominan ini akan menciptakan lingkungan tertentu yang sesuai untuk pertumbuhan jenis lain terutama vegetasi penutup lantai hutan dan meningkatan kelembaban tapi juga dengan mengubah struktur tanah dan komposisi kimia. (Agista, 1995).

Alat dan Bahan

Alat

1. Kompas
2. Roll meter
3. Alat tulis
4. Tally sheet
5. Kalkulator

Bahan

1. Komunitas semak
2. Komunitas herba

Cara Kerja

Untuk mengambil data, ditentukan lokasi pembuatan analisis vegetasi metode Line Intecept, dibentangkan roll meter sepanjang 20 meter, lalu pada setiap ruas dilakukan pengamatan komunitas tanaman bawah, identifikasi spesies dan panjang intesep lalu mencatat pada tallysheet dan dilakukan perhitungan analisis

Daftar Pustaka

Agista, D. 1995. Laporan Kuliah Kerja Lapangan I Analisa Kuantitatif Tegakan Palem dan Sapling di Hutan Alam Blok Cimanaracun Taman Wisata Situ Gunung Sukabumbi  Jawa Barat. Bandung: Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran.
Kusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rohman, Fatchur, Sumberartha I W. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. JICA: Malang.
Simorangkir, Roland H., Dkk.Struktur Dan Komposisi Pohon Di Habitat Orangutan Liar (Pongo Abelii), Kawasan Hutan Batang Toru, Sumatera Utara.  Jurnal Primatologi Indonesia, Vol. 6 No. 2 Desember 2009, p.10-20.
Sri, Anggraini. (1979). Populasi dan Sampel, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, Jakarta

Artikel Terkait

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Analisis Vegetasi Metode Line Intercept
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.