Monday, March 6, 2017

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Diagram Profil Hutan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN
DIAGRAM PROFIL HUTAN


DIAGRAM PROFIL HUTAN


Tujuan

Membuat diagram profil hutan secara subyektif.

Dasar Teori
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan tropika  basah. Banyak para ahli yang mendiskripsi hutan tropika basah sebagai  ekosistem spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara  komponen penyusunnya sebagai kesatuan yang utuh. Keterkaitan antara  komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang  dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas  biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara de  facto tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite.  Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di  samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan  hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah  salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu  mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini (Kuswanda dan Mukhtar, 2008).

Struktur suatu masyarakat tumbuhan pada hutan hujan tropika basah dapat dilihat dari gambaran umum stratifikasi pohon-pohon perdu dan herba tanah. Struktur vegetasi terdiri dari 3 komponen, yaitu:
Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai dan herba penyusun vegetasi.
Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu individu terhadap individu lain.
Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.(Kartawinata,1984).

Struktur vertikal hutan digambarkan dengan diagram profil. Diagram profil ialah suatu gambaran susunan ketinggian pohon hutan dalam suatu kuadrat atau petak ukur dengan ukuran tertentu. Diagram profil hutan dibuat dengan meletakkan plot, tergantung densitas pohon dan ditentukan oleh posisi tiap pohon. Posisi pohon digambar sketsa tajuknya berdasarkan skala tertentu diukur tinggi, diukur cabang pertama, serta dilakukan pemetaan proyeksi kanopi ke tanah. Profil hutan menunjukkan situasi nyata posisi pepohonan dalam hutan sehingga langsung dilihat ada tidaknya strata hutan secara visual dan kualitatif (Rososoedarmo,1985).

Dalam studi synekologi, terutama studi komposisi dan struktur hutan, mempelajari profil (statifikasi) sangat pentng artinya. Untuk mengetahui dimensi (bentuk) atau struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi dari hutan yang dipelajari, dengan melihat bentuk profilnya akan dapat diketahui proses dari masing-masing pohon dan kemungkinan peranannya dalam komunitas tersebut, serta dapat diperoleh informasi mengenai dinamika pohon dan kondisi ekologinya. Pohon-pohon yang terdapat di dalam hutan hujan ropika berdasarkan arsitektur, dan dimensi pohonnya digolongkan menjadi tiga kategori pohon, yaitu:
1. Pohon masa depan (trees of the future), yaitu pohon yang masih muda dan mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang di masa datang, pohon tersebut pada saat ini merupakan pohon kodominan (lapisan B dan C).
2. Pohon masa kini (trees of the present), yaitu pohon yang saat ini sudah tumbuh dan berkembang secara penuh dan merupakan pohon yang paling dominan (lapisan A).
3. Pohon masa lampau (trees of the past), yaitu pohon-pohon yang sudah tua dan mulai mengalami kerusakan dan akan mati (Onrizal, 2008).

Suatu sketsa dari profil vegetasi sepanjang garis transek sangat berguna untuk penelitian satwa liar, terutama untuk penelitian burung dan primata yang menempati suatu habitat hutan. Komposisi dari suatu profil habitat sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan tentang hubungan antara derajat kelimpahan satwa liar dengan tipe habitatnya. Ukuran petak contoh untuk pemetaan diagram profil suatu habitat disesuaikan dengan peneliti dan kondisi lingkungan tempat dilakukan penelitian (Soemarwoto, 2004).

Alat dan Bahan

Alat:

1. Tali
2. Meteran/roll meter
3. Kompas
4. Kertas
5. Alat tulis

Bahan:

1. Tumbuhan spesies pohon dengan tinggi ≥5 m.


Cara Kerja

Untuk mengambil data, ditrntukan lokasi pembuatan diagram profil hutan, lalu dibuat plot ukuran 8m X 60m, lalu mengambil informasi (jenis, koordinat x-y, tinggi pohon, panjang tajuk, lebar tajuk, tbbc, sketsa) pada tiap spesies yang ada, lalu menggambarkannya ke dalam diagram profil hutan

Daftar Pustaka

Kartawinata, K.1984.Pengantar Ekologi.Remaja Rosdakarya.Bandung.
Kuswanda, W. dan A.S. Mukhtar. 2008. Kondisi Vegetasi dan Strategi Perlindungan Zona Inti di Taman Nasional Batang Gadis.Sumatera Utara.
Onrizal & C. Kusmana. 2008. Studi Ekologi Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatera Utara. Biodiversitas 9 (1): 25-29
Resosoedarmo, S., Kartawinata, K. dan Soegiarto, A. 1985. Pengantar Ekologi. Fakultas Pasca Sarjana IKIP. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.
Soemarwoto, Otto. 2004. Buku Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. Jakarta; Djambatan

Artikel Terkait

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Diagram Profil Hutan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.