Friday, March 3, 2017

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Pengukuran Diversitas Spesies

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN
PENGUKURAN DIVERSITAS SPESIES


PENGUKURAN DIVERSITAS SPESIES


Tujuan

Menghitung indeks Simpson dan indeks Shannon komunitas pohon.

Dasar Teori

Keanekaragaman jenis memiliki pengertian berapa jumlah jenis tumbuhan yang terdapat di dalam satu komunitas. Di alam, kita akan menemukan jenis populasi tumbuhan tertentu sangat dominan, sedangkan jenis yang lain jarang. Untuk memudahkan pengukuran tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan dibuat hipotesa berdasarkan kerapatan populasi di dalam komunitas. Misal, dua komunitas tumbuhan sama-sama memiliki 5 jenis tumbuhan dengan jumlah individu yang sama pula. Komunitas pertama, satu jenis populasi sangat dominan, empat jenis yang lain sangat jarang. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya rendah. Komunitas kedua, lima jenis populasi memiliki kerapatan yang sama besar. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya tinggi (Indriyanto, 2008).

Indeks Keanekaragaman digunakan untuk mengetahui keanekaragaman hayati biota yang diteliti. Pada prinsipnya, nilai indeks makin tinggi, berarti komunitas diperairan itu makin beragam dan tidak didominasi oleh satu atau lebih dari takson yang ada. Umumnya, jenis perhitungan Indeks Keanekaragaman untuk plankton digunakan rumus Simpson, dan untuk benthos adalah rumus Shannon & Wiener.Berdasarkan hasil perhitungan indeks keanekaragaman biota air, dapat diketahui secara umum mengenai status mutu air secara biologis. Kriteria untuk plankton, apabila indeks keanekaragaman Simpson lebih kecil dari 0,6, menunjukkan bahwa telah terjadi perturbasi (gangguan) dari kualitas air terhadap kehidupan plankton (Odum, 1993).

Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies sama dan hampir sama. Sebaliknya jika suatu komunitas disusun oleh sedikit spesies dan jika hanya sedikit spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah. Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi. Komunitas yang tua dan stabil akan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang sedang berkembang pada tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah daripada komunitas yang sudah mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh lingkungan. Jadi dalam suatu komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan niche yang lebih kompleks (Umar, 2013).

Baca Juga : Laporan Praktikum Ekologi Hutan Diagram Profil Hutan

Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga  keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem (Wolf, 1992).

Keanekaragaman kecil terdapat pada komunitas yang terdapat pada daerah dengan lingkungan yang ekstrim, misalnya daerah kering, tanah miskin dan pegunungan tinggi. Sementara itu, keanekaragaman yang tinggi terdapat di daerah dengan lingkungan optimum. Hutan tropika adalah contoh komunitas yang mempunyai keanekaragaman yang tinggi. Sementara ahli ekologi berpendapat bahwa komunitas yang mempunyai keanekaragaman yang tinggi, seperti dicontohkan dengan hutan itu mempunyai keanekaragaman yang tinggi itu stabil. Tetapi ada juga ahli yang berpendapat sebaliknya, bahwa keanekaragaman tidak selalu berarti stabilitas. Kedua pendapat ini ditopang oleh argumen-argumne ekologi yang masuk akal, masing-masing ada benarnya dan ada kelemahannya (Rososoedarmo, 1990).

Alat dan Bahan

Alat:

1. Tali
2. Meteran/roll meter
3. Kompas
4. Kertas
5. Alat tulis

Bahan:

1. data analisis vegetasi metode kuadrat.

Cara Kerja

Data dari analisis metode kuadrat digunakan kembali, data tersebut dikompilasi sub A dan sub B, dicari jenis dan jumlah spesies, lalu diolah ke indeks diversitas (simpsons dan shannon),

Daftar Pustaka

Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Bumi Aksara, Jakarta.
Odum, Eugene., 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University press, Yogyakarta.
Resosoedarmo, Soedjiran, 1990, Pengantar Ekologi, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Umar, R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Wolf, L., 1992, Ekologi Umum,  Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Artikel Terkait

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Pengukuran Diversitas Spesies
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.