Friday, September 1, 2017

Laporan Praktikum Teknik Silvikultur Penilaian Mutu Bibit Siap Tanam

Laporan Praktikum Teknik Silvikultur 
Penilaian Mutu Bibit Siap Tanam


Tujuan


  1. Untuk melatih mahasiswa agar memahami tahapan dan komponen kegiatan persemaian dalam proses pengadaan bibit mulai dari benih hingga menghasilkan bibit yang siap tanam di lapangan.
  2. Untuk memberikan pemahaman bahwa kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal dari kegiatan penanaman hutan dan merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan penanaman hutan.


Alat dan Bahan


  • Kaliper
  • Penggaris
  • Alat tulis
  • Tally sheet
  • Bibit siap tanam berbagai tanaman kehutanan


Cara Kerja


  1. Jumlah sampel bibit didasarkan pada jumlah bibit yang akan dinilai yang akan dinilai:
  2. Pada masing – masing contoh bibit tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap : syarat umum lalu hitung % bibit normal ,% bibit tidak batang ganda , % bibit tidak sehat dan % bibit berkayu. Kemudian syarat khusus lalu hitung % bibit yang tinggi memenuhi standar, % bibit yang diameternya memenuhi standar, %bibit yang jumlah daunnya atau nilai LCR memenuhi standar dan rata-rata persyaratan khusus.
  3. Penetapan standar mutu, mutu pertama/mutu kedua /mutu afkir.


Tinjauan Pustaka

Bibit adalah tanaman muda, atau bahan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman baik yang berasal dari bahan generatif (benih) atau bahan vegetatif. Dalam melaksanakan pembangunan hutan tanaman dan rehabilitasi areal hutan bekas tebangan, dibutuhkan jumlah bibit yang sangat besar. Kebutuhan tersebut setiap tahun terus meningkat, dengan meningkatnya areal yang harus ditanami. Rendahnya mutu bibit akan berakibat rendah pula mutu tegakan hutan yang tumbuh dikemudian hari. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pembangunan hutan adalah tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah cukup dan waktu yang tepat. Untuk memperoleh bibit yang berkualitas diperlukan kriteria-kriteria sebagai acuan pengada dan pengedar dalam memproduksi bibit. Selanjutnya berdasarkan kriteria tersebut, sebelum bibit beredar untuk ditanam perlu dilakukan pengujian mutu/kualitas bibit.

Penetapan standar kualitas/mutu fisik-fisiologis bibit berdasarkan hasil penilaian syarat umum dan syarat khusus.

Syarat Umum

Bibit harus berasal dari benih bermutu dengan bentuk kokoh, tegar, batang tunggal lurus dan utuh, sehat, serta pangkal batang berkayu (disebut juga sebagai bibit normal).

Syarat Khusus

Berdasarkan parameter kekompakan media, tinggi bibit, diameter batang bibit, nilai kekokohan bibit, jumlah dan warna daun. (Indrawan, 1998)

Kualitas bibit yang baik akan menentukan pertumbuhan dari tanaman tersebut. Selain dari kualitas itu sendiri penyeleksian bibit yang akan ditanam juga mempengaruhi keseragaman tumbuh pada areal penanaman. Faktor lain yang mempengaruhi dari pertumbuhan bibit itu sendiri antara lain cara penanaman itu sendiri (Smith et al, 1997).

Mutu bibit berdasarkan (Nyland, 1996) terdiri dari mutu genetik dan mutu didasarkan atas morfologinya. Mutu morfologi dapat dinilai berdasarkan atas:
1. Tinggi bibit, bibit dapat ditanam di lapangan jika telah mencapai tinggi 30-50 cm
2. Diameter bibit, untuk bibit dengan ukuran tinggi 30-50 cm diameter bibit telah mencapai minimum 0.5 cm.
3. Kekokohn (perbandingan antara tinggi dan diameter bibit)
4. Kelurusan batang bibit, dalam satu bedeng sapih sering ditemukan bibit-bibit yang tidak lurus akibat pengaturan polybag yang miring
5. Dormansi pucuk, bibit dengan pucuk yang dorman memilki kemampuan hidup dilapangan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bibit yang bagian pucuknya sekulen
6. Batang telah berkayu, bibit dengan batang yang berkayu memilki kemampuan hidup yang tinggi dilapangan.
7. Ada tidaknya akar yang menembus polybag, jika banyak yang tumbuh di luar polybag akan menyebabkan kematian bibit saat akan dicabut.
8. Ada tidaknya mikoriza, untuk ektomokoriza hal ini ditandai dengan adanya miselia yang berwarna putih atau kuning dipermukaan media sapih jika polybag dibuka
9. Ada tidaknya hama penyakit.


Daftar Pustaka

Indrawan, A. 1998. Sejarah Perkembangan Sistem Silvikultur Di Indonesia. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Nyland, R. D. 1996. Silviculture: Concepts and Applications. The McGraw – Hill Companies, Inc
Smith, D. M, Larson, B. C, Kelty, M. J and P. M. S Asthon. 1997. The Practice of Silviculture. IX edition, John Wiley & Sons.


Artikel Terkait

Laporan Praktikum Teknik Silvikultur Penilaian Mutu Bibit Siap Tanam
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Tambahkan Komentar Anda Untuk Meningkatkan Kualita Blog Ini Dengan Cara : Tidak Spam dan Berkatalah yang Sepantasnya.